Friday, January 6, 2012

MENDADAK JANJI KETEMU SAMA FARA DAN YANTIO :D


Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa *sok sok didramatisir gitu*

Mendadak janjian ketemu sama Fara dan Yantio. Seneng banget rasanya bisa mendengar cerita dan angan-angan dan impian, walaupun nggak barengan. Aku ketemu sama Fara a.k.a Tinul hari Rabu di kampus. Janjian ketemu di kampusku, FIB cooooy. Dia bingung coba cari fakultasku. Sampai-sampai dia nyasar ke Isipol. Sakit kan yaa kayak gitu? Katanya sahabat? Huuuuuuu -________-

Ketemu sama Fara itu berubahnya, selain rambut dan muka bekas cacarnya, tambah kemayu aja tuh perawan. Pancen dia itu kemyu yu yu yu. Kalo Yantio masih tetep kalem. Inget juga pas solat zuhur dia minta solat duluan karena aku suka ngganggu dulu kalo pas lagi solat di sekolah, anak-anak nunggu aku solat baru kemudian mereka nyusul. Iiiiih aku dizolimi cobaaaa.
Akhirnya dia nemu fakultasku yang letaknya di sebrang FEB dan baratnya Psikologi. Aku jemput dia di depan gerbang dan di jalan papasan sama Vegawati. Setelah markir motor, aku ajak dia ke Bonbin dan beli jus. Ketemu sama Vegawati. Ngobrol tentang “pencarian pendamping”. Maklum kita kaaaaan ...... *nggakusah disebut, menyakitkan pokoknya*

Terus aku pamerin dia kantin ber-AC deeeeeh. Aku kenalin sm Nisa, Santi, Nena, dan Fanny. Lagi-lagi di sini adalah kelompok “pencarian pendamping”. Bagusnya kalo kita membuka relasi yang selebar-lebarnya biar cepet tembus deh. Iya kaan? Harus kaan? Daripada keburu diambil orang *ups

Aku bawa si Fara ke Sokle bentar dan aku kenalin ke beberapa orang. Oiya si Vegawati langsung capcus ke Kandang, biasa Tempel kan jauh dari akses internet, makanya doi langsung ngacir ke sana. Nggak lama kemudian, aku sama Fara cabut ke mie ayam Bu Cindy. Paling inget itu, aku sama ladies imut-imut pas SMA makan di Bu Cindy hari jumat dan sek-sekan. Rasanya sama aja sih yaa, tetep enaaak :D

Habis makan aku sama Fara lanjut jalan ke Jalan Juara. Aku nggak tau sih nama jalan itu apa. Karena banyak kios piala dan plakat, serasa juara abadi deh kita kalo lewat sana. Eeeeeh sampai sana, plakatnya salah. Walhasil aku balik deh sama Fara ke kampus. Kita lalu duduk-duduk di barat FIB. Apa yang kami bicarakan? Kami ngobrol tentang betapa kita itu sederhana dan polos dan amatir masalah mriwik laki. Jadi ya gini, serasa nunggu pangeran berkuda putih. Tapi nggak papa, kita kan ada apanya, bukan ada apa-apanya. Apalagi jual murah, bahkan banting harga. Jangan deh yaaa. Sempet juga kita foto-foto deh. Momen ini nggak pernah lupa. Kan mengabadikan peristiwa itu penting, salah satunya sebagai pengingat :)

(ini Fara tambah kemayu banget)








Kemudian hari kamis, aku sama Yantio janjian juga. Akhirnya dia main ke rumahku lagi. Padahal ya kampus dia sama rumahku deket, tapi tak sekalipun kita janjian pas dia ada di kampusnya. Pertama kali ketemu dia, langsung deh dia aku dongengin tentang peristiwa tahun lalu, benar akhir tahun lalu. Reaksinya dia? Hmmmm mirip dengan reaksi orang pada umumnya. Udah ah, masa lalu. Nggak penting juga, bahkan pertemuanku dengan sahabat asliku Yantio ini yang lebih penting. Cerita ngalor ngidul gitu capek kan ya? Aku sama Yantio terus motoran ke Kaliurang dan susur jalan di Cangkringan. Lagi-lagi ngomong kayak gini, “ayo jalan-jalan ke kampung, siapa tau ketemu pemuda kampung yang yahut” hihihi bener sih, tapi FTV banget kali. Terus mampir isi perut sendiri dan perut motor alias, bensin. Oiya, segeralah mengisi di pom bensin jalan Turi, anda akan mendapatkan dua bungkus yang masing-masing isinya dua buah permen dengan rasa kopi. Di jalan itu, dia beberapa kali nanya, siapa sih temen kita yang udah pada nikah? Terus kita kapan? Dan tak lupa, awang-awang desain rumah impian --à buka gerbang nggak langsung masuk teras, tapi melewati halaman dan taman yang lumayan luas. Iiiiiih calon ibu-ibu mah jueh ya. Mulai ni sekarang ini. Wajar kan? Namanya juga calon istri ibu dan seterusnya yang sangat diidam-idamkan :p

Tak disangka tak dinyana, perjalanan yang tak direncanakan membawa kita melewati Tempel dan Jalan Magelang. Mau mampir rumah Vega, tapi nggak tau jalan masuknya. Yaudin deh kita akhirnya nembus di daerah Balong. Terus sampai rumah kembali cerita-cerita dan pulang deh Yantio ke Pringgolayan.

 (masih aja Yantio kalem, tapi pas nanggepin kisah pilu tahun lalu dia yahut juga loh)


Seneng seneng seneng seneng. Dari kemarin itu ya rasanya seneng aja. Jadi, nggakperlu lah mikir peristiwa yang nggak enak, apalagi yang tahun lalu. Kesannya itu kayak masih mengharap gitu padahal ya, jujur males sih ngungkit. Yaudah sih ya, bukan salah bapak atau ibu atau bahkan tetangga sebelah. Nikmati aja sekarang, toh semua pihak senang kan secara pandanganku? Yeyeyeyeyeyeyeyeyeyeyyeye :D

No comments:

Post a Comment