Sunday, August 26, 2012

21 #2

masih dalam suasana peringatan umur yang mirip rumah tontonan, malam tadi untuk kedua kalinya setelah satu bulan lebih nggk nongski di tempat itu, akhirnya nongksi juga. YUPSKI! ANGKRINGAN GONDOLAYU! oiya, aku menambahkan sticker Antropologi yang Dieng Expedition. hihihihihi biasa, Cah-cah Antro were here :p

isinya sharing dan pastinya ngobrol, dengan teman pencerita. ngalor-ngidul. mungkin efek umur, jadi mulai cerita tentang apa yang bakal dilakukan setelah lulus kuliah? sudah ada tujuan kah? sudah dapat atau masih direncanakan? syediih kan kalo lulus, apalagi nilainya kece-keren gitu tapi setelah itu nggk tau bakal ke mana? pulang ke rumah doang? nggk mungkin kaaaan -_-
jadi begini, kalo kita seorang lelaki, maka kita akan mengejar target untuk mematerikan kerjaan demi masa depan. kalo wanita? mengejar lelaki yang pantas untuk dikejar demi masa depan. that's true! sudah menjadi kodrat, menurut pandangan kita loh yaaaa
sebelum bercerita panjang lebar dan lupa. terharu untuk ketiga kalinya oleh kejutan dari teman pencerita yang sangat dicinta ♥
tak menyangka lah awak dapat ni hadiah! benar-benar bikin mewek lagi. bersyukur bahwa kasih sayang bisa didapat tidak hanya dari keluarga, tapi dari teman pencerita. terimakasiiiiih sekali! bahkan ucapan terimakasih tidak cukup untuk pelajaran hidup dan kelengkapan buku diari kehidupan. i love you both of you, Oka dan Jaza mwaaaaaaaah :* :*

"Everything you can imagine is real- Pablo Picasso"

quote favoritos aku karena menyemangati banget. bolehlah setiap orang bermimpi, tergantung orang bisa bermimpi sampai mana. tidak ada orang lain yang berhak mencegahnya. lalu untuk kenyataan? setiap orang punya garisnya masing-masing. kalau kenyataan tidak sama dengan mimpi, Tuhan pasti memiliki jalan lain yang lebih bagus. perumpamaannya, ada jalan alternatif yang mulus dengan pemandangan indah, jauh lebih bagus dari jalan utama yang pemandangannya monoton. lebih semangat lagi, karena ditambahin kalimat ini "keep imagine and make it real"
what a kalimat yang bikin senang? iyaaa, aku senang dengan apa yang diperoleh dan dijalankan sekarang. untuk urusan sempurna atau tidak, yang penting aku menikmati dan nyaman dengan perjalanan hidup ini. hidup hidup yang kita cintai dan pilih \m/

sesuai dengan rikwes Mbah Kromo yang nyuruh aku nggk pulang malam, akhirnya kita cabs pulang. dalam perjalanan pulang, tetaplah cerita-cerita. hehehe
sampai di rumah, ada pesan masuk "lokasikan pigura tadi di tempat yang terstrategis yaa, agar terus ingat kami. biar terasa semangat dan keberadaan kami di hari-harimu hingga nanti. salam :*"






Buana

21


HUWAAAAAA! I can’t realize if i’m 21yo counted one day ago
-___________-

21, seperti nama rumah nonton film alias bisokop aja ya. doa awal, semoga kehidupan bermacam-macam sesuai dengan genre kehidupan, variatif, inovatif, atraktif, dan yang pasti semakin mengarah kepada kebaikan. Sudahlah bisa kita dikatakan sebagai wanita dewasa yang siap untuk melangkah ke pelaminan *eh sama siapa cyobaaaaaa?

Tengah malam lewat dari tanggal 24, pesan masuk ke henfon yang mengarah kepada ucapan selamat ulang tahun. Oiya, tepat pukul 00.00 aku berdoa. Sebenarnya bingung berdoa ingin meminta apa. Karena mungkin dari aku sendiri belum bisa memberikan yang berharga dan bermakna untuk yang tersayang. Lanjut kepada pesan yang masuk ke henfon, teman, keluarga, sahabat tersayang memberikan ucapan yang pantas untuk di-amin-i. Intinya dari banyak pesan yang masuk adalah sukses dalam hal cita dan cinta. Untuk urusan nyaman, biarlah waktu yang menjawab.



Seharian hanya bunyi tanda pesan masuk, sepi. Sampai sore, tiba-tiba empat wanita datang, Nisa, Duroh, Vega dan Ninda. Hapal dong ya sama sahabat-sahabat tersayang ini. Surpraiiiiiiiiiiiiiiissssssss! Nangis mewek juga akhirnya, aku kira nggk bakal ada yang datang, sedih. Serasa nggk punya teman-teman atau tetangga. Aaaaaaaaaaaaaaaaa seneng banget, seneng bangeeeeeeeet! Tahun ini, secara bertahap aku mengetahui makna persahabatan. Teman dan sahabat yang selalu bersama, karena tau sendiri lah yaa, kita orang masih belum digandeng *modus* 

Ini ini ini nih ada kerjaannya si empat wanita itu, datang-datang heboh dan bikin rame rumah nyiapin surprais katanya. Voilaaaaa! HAPPY BIRTHDAY BUANAAAAAA *make some wishes* à *tiup lilin* dan kemudian disuruh minum-minuman warna ungu. Bukan minuman nakal dan galak, saparila, extrajoss anggur. Ternyataaaaa aku diberi PROMAN, ENERGENESIS. Katanya, nggk ada efek samping. Adanya efek depan. Ohmyyyyy! Tak kuase lah :p



terus ngobrol dan ngobrol. tak lama kemudian, satu kesayangan muncul, OKA. Cuma sebentar di rumah, ngasih hadiah buat aku. sangat bagus dan harus disimpan. dan semua harus ikut meng-amin-i :)


daaaaaan! hari ini mewek dadakan di depan muka laptop, bukan muka gandengan karena kesayangan yang satu ini. si Adit lah, gara-garanya. huhuhuhuhu makasih Adit, kamu menjadi sahabatku. sahabat terbaik dan sahabat-sahabat terbaik lainnya. tahun ini, aku belajar banyak tentang hidup melalui sahabat-sahabat yang terkasih yang selalu ada setiap hari. doaku, semoga di umur yang bioskop banget ini aku bisa belajar lagi dari sahabat dan *ehem* gandengan :p AMIN! AMIN! semua orang harus bilang apa? AMIIIIN!

lihat perbuatan Adit di sini yaaa click here

foto diambil sebelum cus Dieng. Adit loh yg anter aku sampai kampus :)

sejauh lebih dari sehari aku berumur 21, semuanya baik-baik saja. doa-doa yang diberikan semua orang, akan terkabul tanpa ku tahu. grazie signor e signora! hanya ucapan yang bisa ku berikan. doa sukses untuk semua :)






Buana

Saturday, August 18, 2012

HAPPY IED PARA PAMIORSO :D



SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
BERGEMBIRALAH DENGAN BERKAH RAMADHAN YANG DIPEROLEH SESUAI DENGAN APA YANG KITA JALANKAN DAN AMALKAN :D

Wednesday, August 15, 2012

Dieng Expedition 2012

Mulai tanggal 9 Juli sekitar pukul 15.50 lalu, aku menjadi warga sementara Dusun Dieng Kulon, hingga (harusnya 9 Agustus) 2 Agustus. aku bersama home mate, Anis tinggal di rumah Pak Slamet yang notabene adalah seorang lurah dan pemimpin Geng Pawon. kenapa di sebut Geng Pawon? karena di Dieng itu kan dingin, terus semuanya butuh kehangatan, bukan setiap saat saling berpelukan loh. tapi bikin perapian. perapiannya nggk sama kayak di luar negeri yang ada cerobong asapnya. di daerah ini menggunakan tungku/ pawon sebagai medianya. untuk masalah asap? mereka kooperatif. setiap orang dapat jatah hidupan. istrinya Pak Slamet namanya Bu Siti *ibu kandungku namana Siti juga loh. so?* terus punya seorang anak yang masih kelas 2 sekolah dasar di SD Dieng Wetan. sebagai seorang lurah yang itungannya di kota, rumahnya sering kedatangan tamu. jadi, mau nggk mau harus stand-by buat ngapa-ngapain :p

Pak Slamet, Bu Siti, dan Salsa

hari-hari di sana berjalan begitu cepat, apalagi kalo kita keluar rumah jam 9 pagi dan pulang magrib. sebelum pergi pasti kita disuruh sarapan dulu. oiya, keluarga kita nggk pernah sarapan nasi. biasanya cuma minum teh dan makan tempe kemul dan tahu sumpel. ngomong-ngomong masalah teh, aku nggk terlalu suka dengan teh manis. bukan karena aku udah manis, tapi rasa-rasanya minum teh manis setiap saat itu mendekatkan kepada kematian *eh nggk ada hubungannya ya?* ya gitulah, nggk temenan aja sama teh. terus kalo mau minum air putih agak susah, di sana jarang minum air putih. kalopun ada itu panas dari termos cyobaaaaa -_-

baru 15 menit di rumah saat hari kedatangan, sudah diajak nonton turnamen sepak bola. rameee cooooy! katanya sih ini pertandingan antar daerah, bahkan ada yang dari Batang juga. terus ada pemain impor, ceritanya gitulah. contohnya ya, ada pemain PSS di salah satu tim. lupa aku tim mana. seru! apalagi pas nonton pertama kali, ada keributan yang dipicu sama seseorang aja. terus si perusuh dikejar dan digebukin bareng-bareng. dalam hal ini, si Angga Yoga a.k.a Lae semangat banget nonton. pengen ikutan mukul katanya. naluri banget yaaa :D
hari berikutnya, kita pergi ke rumah Ajik dan Angga. rumah mereka ini yang paling deket sih. makanya kita ke sana hampir setiap hari, kalo nggk nginep di rumah teman yang lain. rumah mereka di sebrang Dieng Kulon, namanya Karangsari. untuk sampai rumah mereka, kita lewat ladang kentang. tetapi sebelumnya kita melewati Kompleks Candi Arjuna. so, hampir setiap hari kita ke sana. udah seperti halaman rumah sendiri. gratisssss tisssss!!! sampai-sampai tukang parkir di deket warung Mbak Nar itu kenal sama aku....
kompleks candi udah kan yaa? terus kita ke Kawah Sikidang. dianter sama Pak Toyo, bapaknya Angga dan Ajik. sebenernya nggk jauh, tapi mungkin bapak nggk tega kalo kita jalan kaki. dalam perjalanan ke Kawah Sikidang, kita melewati satu candi yang berdiri sendiri, Candi Bima. kemudian kami melanjutkan perjalanan, tentunya dengan berjalan kaki ke Telaga Warna.
tiga tempat wisata yang kami datangi di hari kedua itu menjadi semacam satu ruangan yang kalo pergi ke sana tidak harus pada waktu tertentu. itunglah kita ke sana dalam 25 hari sebanyak 2 kali Kawah Sikidang, 4/5 kali ke Telaga Warna. dan untuk Kompleks Candi Arjuna nggk terhitung. ya itu tadi bapak penajaga parkir, tukang gembala domba, dan nggk tau siapa itu jadi hapal. mungkin mereka mBatin gini, "iki anake sopo to? sobo ning candi tiap dino" <---- dengan bahasa ngapak tentunya :)

OVER ALLL! penelitianku terkesan indah untuk dijadikan liburan. walaupun, menurutku, kulitku yang paling hitam apalagi bagian hidung miniku. tapi tetaplah ada kenangan dan pelajaran dari perjalanan ini. banyak kejadian yang terjadi, kalo diceritain satu per satu bakal menuh-menuhin tulisan dan tentunya menguras tenaga untuk membacanya. salah satu deh, yaudah salah dua, atau mau salah-salahan? kita dikasih kesempatan ketemu sama Mbah Naryono, simbah yang biasa memimpin upacara potong rambut gembel. cerita tentang rambut gembel nih, secara singkat, anak gembel itu merupaka titisan anak bajang dari Laut Kidul yang dititipkan lewat Mbah Kolodethe dan Nini Rororonce. OH IYA! kata pak lurah, Pak Slamet, kita nyebutnya harus "gembel" bukan "gimbal". pengalaman lain, diajak nginep di Museum Kailasa. ini mah akal-akalan si Angga aja buat cari data. asiiiik sih! dapat cerita hancuuuuw alias hantu sama bapak penjaga museum, diajak keliling museum bangunan baru. ada banyak arca dan informasi mengenai Dieng. kemudian nonton film mini. Arca Siwa Harihara adalah arca yang paling kece di museum ini. agak sedikit kurang beruntung, harusnya ikut patroli keliling museum dan candi biar asik ya. lupa! aku nginep di museum sama Angga, Ajik, Sekar, Sukma, Indro, dan Toni. lagi lagi, ini ceritanya yah, panen kentang. walaupun cuma sekali. itu aja panennya di lahan Pak Humam. ladangnya pak lurah baru saja di panen -_-
so many cerita nih! akika males nerusin. gini aja deh, kalo pengen tau cerita aku di Dieng, ketik DIENG (spasi) CERITA BUANA kirim ke 9966   <----- ngebet jadi selebritis sibuk dan bingung membedakan hal umum dan pribadi. kadang lupa diri dan lupa rumah sendiri :p
hampir saja lupita dores! aku inget, itu hari selasa ya, tapi lupa tanggalnya. ada kunjungan teman antropologi dan satu tlesepan *nyusup* orang, namanya Aam. mereka menjenguk kami. terus jalan-jalan. aku absen, siapa yang datang hari selasa itu ya, ada Adit, Glo, Aam, Clara, Olin, Uni, Luthfi, Elin, dan Vega. sangaaat spesiaaaal :D selain itu, ada Sopice dan Mas Luthfi datang pas puasa. nginep coy di rumahku. kemudian, ada Fikray datang dan betah di Dieng.
suatu hari sebelum kepulangan, diajak bikin carica sama Mbak Nar (saudaranya ibu). diawali dengan ngupas buah caricanya, kemudian di ilangi bijinya dan dipotong-potong. kemudian dicuci bersih. bikin air gulanya. terus dimasukkan ke dalam botol kaca. itulah cara membuat secara singkatnya. butuh waktu banyak untuk membuat carica. buah carica itu sebenarnya sama dengan buah pepaya. jadi ada Mbak Nar bilang kalo, carica itu ya pepaya, kalo biji carica ditanam di dataran rendah, jadinya pepaya kayak yang biasanya dilihat. nah! baiknya Mbak Nar, kita dibuatin mie ongklok loh. enak! kalo yang satu ini akika lupitadores deh cara buatnya. pokoknya diakhir, kita disuruh makan. gitu aja hehehe

**

tidak lupa, saya selaku pribadi mengucapkan terimakasih kepada beberapa keluarga yang sudah mau menampung keberadaan kami ini. pertama, saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Slamet dan Bu Siti selaku tuan rumah selama 25 hari. kedua, kepada Keluarga Pak Toyo, yang selalu kami repotkan bila datang. hampir setiap hari ke sana dan bikin ribut. ketiga, Pak Bambang dan keluarga, kalo di rumah lagi sepi, selalu dipanggil untuk nggoreng kentang dan makan. terimakasih juga, karena bapak mau memberikan ruang untuk kita dalam rangka ngasih kejutan ke Anis. YAAAK! HAPPY BIRTHDAY ANIS (JULY, 30). keempat, Pak Humam dan Ibu Maesaroh. lagi-lagi kita sering nginep di rumahnya dan bikin ribut. seneng di sana, karena serasa di rumah sendiri. Rafaaaaa, sudah bisa berjalankah engkau wahai lelaki tampan? keluarga Mbak Nar juga yaaa. dapat pelajaran singkat bikin carica in syrup.
terakhir, untuk semua pihak yang telah membantu kelancaran penghabisan hari di Dieng.


salah satu puncak Gunung Perahu, coba tebak itu di belakang ada gunung apa?

Yiaaay! berkesempatan ke Sembungan yang kata tulisan
merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa
Pak Sudarman and the domba 
Telaga Warna
Buana dan anak domba paling manut milik Pak Sudarman
Bun Upas alias kristal es ada di pagi hari
dan saat suhu rendah
second family tapi nomer satu di hati. Pak Bambang dan Bu Bambang
Kawah Sikidang

Kompleks Arjuna di sore hari. cantik nian lah bah :D

Friday, August 10, 2012

muchos familios

entah apa yang ada dalam pikiran, tiba-tiba kangen dengan Meliau, khususnya Emplasmen. di mana dua tahun yang lalu aku tinggal selama satu bulan di sana. awalnya hanya kenal mbak endang, hingga pulang dengan tangisan dan keluarga baru. mungkin karena itungannya satu suku ya, karena kebanyakan di sana orang dari Jawa ya. jadi atine yo podho, sak keluarga ngono lah :)
i found so muchos familios di sana. pengen balik lagi ke sana, tapi rasa-rasanya gimana gitu -_-

Sungai Kapuas berselimut kabut di pagi hari

Pertama, Kak Yayat dan Mas Yatno. Tuan rumah di mana kita tinggal selama sebulan. Anaknya bernama Dzaky. Waktu aku ke sana, Dzaky belum bisa jalan, baru latihan selangkah dua langkah jatuh. Sekarang aku lihat dari FB Kak Yayat, Dzaky udah besar dan tambah ganteng. Dia bakal punya adek juga loh, karena Kak Yayat hamil. Heran aku! Di tempat panas seperti Kalimantan itu, Dzaky tetap saja putih -__-

Di keluarga ini pula, aku merasa seperti di rumah. Mungkin karena keluarga ini masih keluarga muda, jadi lebih akrab. Apalagi Mbak Endang udah kenal Kak Yayat sebelumnya. Masakan Kak Yayat enak loh. Aku paling suka ikan cakalang atau tongkol *mungkin* yang disambal tapi ada kuahnya. Idiiiiiih bikin kangen lah yaa :D :D



Kedua, mengenal keluarga Bang Is dan Kas Sutinem. Pertama kali kenalan itu waktu di nikahan ibu yang aslinya dari Bantul. Keluarga ini memiliki tiga orang anak, Citra, Dewa, dan Galih. Berada di rumah ini serasa di rumah sendiri. Hangat dan menyenangkan!! Kak Sut aslinya Kulonprogo, sedangkan Bang Is dari Sanggau, kabupaten yang lumayan jauh kalo ditempun. Bukan jauh sebenarnya, tetapi kondisi jalan yang memaksakan aku bilang WE-OU-WE!



Ketiga, keluarga Mbak Gotik dan Bang Chon/Jhon. Awalnya masih malu-malu, tapi karena ramah dan hangatnya keluarga ini, kita jadi terbuka dan penuh tawa. Apalagi akhir-akir sebelum kita pulang. Nggk Cuma di keluarga ini, tapi di keluarga yang lain juga gitu ya. Anaknya bernama Dimas. Nah! Si Dzaky biasanya sekolah sama Mb Gotik. Maksudnya bukan sekolah biasa, tapi di-emong, kalo Kak Yayat dan Mas No lagi kerja. Sama keluarga Mbak Gotik ini aku dan Mbak Edang beberapa kali diajak ke Meliau (kecamatan). kira-kira satu jam lah kalo mau ke kecamatan, tentunya melewati kebun sawit yaa. pernah waktu itu diajak ke Meliau pas malam hari. Serasa Night Safari lah. Di kiri dan kanan banyak sapi-sapi peliharaan yang dilepas di kebun sawit. Selain itu, Keluarga Mbak Gotik yang mengajak kami ke Sanggau. Istilahnya ngegahul ke kabupaten! Pas itu diajak ke pinggir sungai buat berbincang-bincang, dan melihat ada pernikahan orang Melayu. Meriah dan penuh warna



Keempat, keluarga Mbak Darmi dan Pak Giat. Rumah Mbak Darmi itu depan-depanan sama rumah Mbak Gotik. Jadi mereka deket gitu. Partner in crime :p Kalo kita lagi nggosip di rumah Mbak Gotik, biasanya ada Mbak Darmi.



Kelima, keluarga Bu Zubaidah dan Bang Saman. Susah kan ya nyebut Bu Zubaidah, makanya aku singat namanya jadi Bu Jube. Ibu itu orang Batak dan Bang Saman orang Melayu. Bu Jube itu lucu loh. Sayang banget sama kucing-kucingnya. Ada tiga kucing kalo nggk salah. Kucingnya mirip si Belang (kucing Olid dan Salma).



Keenam, keluarga di Sengkuang Daok. Ada dua keluarga, yaitu keluarga dari Mas Seta dan Keluarga dari Nita. Dua kali aku nginep di rumah Nita. Sering dikasih durian coba. Kalo kita durian mah beli, kalo keluarga ini tinggal nunggu aja duriannya jatuh di belakang rumah. Lalu keluarga dari Mas Seta, Paklik lah ya manggilnya. Yang ada fotonya keluarga dari Mas Seta, nggk sempat foto sama keluarganya Nita. Huhuhuhu



Ketujuh, ada keluarganya Vega di Cempaka. Keluarga ini memiliki selusinan kucing. Jangan kaget kalo pas kita tidur dan makan, tiba-tiba kawanan kucing menyerbu :p

Ada lagi keluarga Rumah Sakit PTPN. Ada Bu Tug, Pak Butar-Butar dan beberapa yang lain. Terus ada keluarga Pak Nasution. Warung kecil di pinggir sungai kapuas yang biasanya kalo ke sana minum teh es dan makan gorengan sambal kacang. Nyaman dan nggk pengen pergi dari tempat duduk kalo di warung itu. Sepoi anginnya
terus terus ada keluarganya Pak Suparlan yang rumahnya di samping rumah Kak Yayat. main ke sana itu serasa jadi anak-anak lagi. banyak jajanannya, maklumlah anaknya masih SD dan suka jajan. so kita kebagian deh.


keluarga RS PTPN


Tuh kaaaan! I have so muchos familios pas di sana. Seneng dan nggk kangen keluarga di Jogja. Kangen sih, tapi nggk sekangen pas aku di Dieng. Setiap keluarga memberikan kenangan yang tidak harus dilupakan. Paling-paling lupa namanya :p
Walaupun nginep dan main Cuma sekali atau dua kali, tapi mereka mengesankan. Pantas untuk dikangenin pokoknya. Sedang apapun dan bagaimana keadaannya, aku, Dian Buana Putri merindukan muchos familios di Kalimantan. Teriring doa untuk kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan hidup di sela-sela kebun sawit dan gelaran Sungai Kapuas.......













Buana




catatan: baju yang kita pake terkesan sama kan? itu karena foto diambil sehari sebelum pulang dan ada juga yang malam kepulangan. terus, maaf banget kalo aku kelihatan besar di sana. itu efek kenyataan :D

Wednesday, August 8, 2012

Goin' out wid-da girls :D

sebelumnya, saya mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN kepada Vegasari Adya Ratna dan Dian Astuti. untuk apapun, kalian selalu di hati. muchos amoros dulce. selancar-lancarnya para peselancar menerjang ombak, baiknya kita selalu menirunya. tetap waspada dan menikmati setiap perjalanan hidup :* :* (tumben lah bisa mikir kayak gini)

surprise kecil untuk wanita-wanita yang mendewasa nan cantik :)
photo taken by Vega's cam

setelah itu kita menyempatkan untuk menyantap favoritos! bukan menunya, tapi kebersamaan yang tercipta. oiya tapi nggk lengkap niiiiih. Gloria, Nisa, dan Sekar tidak bisa hadir karena alasan yang pasti. hehehe

**

hari berikutnya, malam hari, kita goin' out! membagi sedikit kebahagiaan dan kegembiraan, lalu bercerita banyak tentang kehidupan. say hi to Glo-Nisa-Sekar-Vega :D :D







dan quote untuk malam ini adalah

"mengapa aku tidak dekat dengan anda, anda, ataupun anda yang lain (bukan dalam hal cinta) karena anda-anda tidak memberikan solusi dan kenyamanan kepadaku. sejauh mana kita hidup, kalau tidak nyaman apalah arti hidup. berkaitan dengan masalah suka dan tidak suka, mulailah berbagi pada orang yang ada pilih, bukan pada anda, anda, atau anda yang lain. pengalaman akan menuntun anda pada kenyamanan hidup" 









Buana

Friday, August 3, 2012

SECOND GREAT EXPERIENCE- MERBABU!

duh-duh-ai! ini sebenarnya harus diposting sebelum berangkat ke Dieng, tapi apalah daya. hati ini tak kuase menahannya :p

"berawal dari Facebook baruku... lalalala" *lagu Gigi*
bukan dings! berawal dari ajakan Sopijan untuk naik gunung lagi, akhirnya aku naik lagi. dan our destination was MER-BAB-YUUUU alias MERBABU. seperti biasa, itu obrolan beberapa minggu sebelum hari H. makanya aku jauh-jauh hari aku sok-sok ngobski sama padrito gitu kalo mau naik lagi. awalnya sih rada berat gitu doinda. pas udah mau waktunya naik, aku iyin *eh ijin *eh izin lagi sama padrito. sujud syukur dan puji Tuhan, akika dibolehin lagi loh naik. WATAKECEPADRITO BEUDS!

langsung deh ke hari H keberangkatan. kita merencanakan habis magrib cabs, eh tapi kenyataannya di lapangan tidak seperti itu. yaaah kira-kira jam 8 kalo nggk salah kita cus dari kosan Sopice, naik pickupnya mas ibnu. sekitar jam 10 malem kalo nggk salah sampai di base camp! tentu gelap gulita lah yaaaaaa. habis minum dan istirahat, tidurlah kita. sampai pada pagi harinya, taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! pemandangan dari balik jendela pawon basecamp


setelah beres-beres dan memastikan perlengkapan oke, the full team berangcuts deh! sebelumnya berdoa dulu yaaa, dipimpin oleh yang paling tua, yaitu mas lintang :D
jalan pelan pelan huf huff hufff huffff capaaay capaaay udahan! istirahat, dua kali naik gunung, didasari dengan jalan pelan dan kalo capek istirahat, yah anak santai lah bisa dibilang. sampai pos rumah kecil dan meninggalkan jalan konblok. oiya, di Merbabu aku nggk patio bahkan nggk suka karena banyak ulat dengan beraneka warna, warnanya nyolok dan bikin males. sebeeeel laaaah!


***

AKHIRNYAAAAAAA! sampai di basecamp, kloter terakhir nih yaaa. mulai bangun tenda dan beres-beres. pas menuju mau sunset, si mas bimski dapet spot bagus buat jepretan. segerombolan cus lah cari spot itu. bagus emang bagus, serasa dobel sunset-sunrise. bukan di puncak tapi kesannya di puncak

photo taken by Bimski Haryo
sekolah dadakan dan darurat kita bangun di atas sana. lalu foto murid secara serempak dan background yang nggk biru putih terlaksana. ini diaaaaaaa kita perlihatkan murid-murid SD BACEM alias Sekolah Dadakan Base Camp Merbabu!!!!!!!!!!!!!!!!! foto diperuntukkan UNAS Bayangan :p

diketuai oleh Sopice dan wakilnya Mas Pongsche

ada lagi nih foto hasil karya Indro Laksono yang mendaki perdana di Merbabu. sukses lah didiklat sama Sopice


kemudian hari berikutnya beberapa banyak dari kami, kecuali Sekar, Ninda, dan Nyis cabs ke puncak. jalan awalnya oke dan nggk panas-panas banget. selepas dari hutan itu kosong blong dan panas dan bau belerang. oiya, ada beberapa puncak, tapi yang paling tinggi Kenteng Songo. panas yang nyengat hampir bikin nyerah, tapi dengan kekuatan diri dan keyakinan bahwa di Kenteng Songo ada Gerard Pique, maka aku lanjuuuuut! yang lain udah nyampe duluan, aku jalan sendiri di belakang. luassssssss banget lah di atas, serasa rumah sendiri. lewat jembatan setan atau apa deg-degan. YUHAAAAAAAAAAAIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII PUNCAK KENTENG SONGO, MAMEN! di seberang jauh sana ada Merapi, dan tentunya Jakal KM 15 :D


tak lupa kita berfoto dengan full team untuk mengenang bahwa kita pernah naik ke atas. supaya suami-istri-anak-cucu mengetahui bahwa naik gunung itu sudah ada sejak zaman sebelum dia dilahirkan. oiya, si mas Aris dan mas Lintang naiknya telat, mereka nyusul, jadi nggk bener-bener full team dong yaa?



setelah istirahat sekitar satu jam, kami kembali turun. bukan salah ibu mengandung ataupun tetangga sebelah kalo aku pas turun kepeleset beberapa kali dan lagi-lagi bentukanku yang paling kotor. sampai di base camp jam 3 lah yaa itungannya. terus makan siang rangkep sore. kita semua memutuskan untuk packing dan turun malam hari. pertama kalo coooy men! walking in the night dengan cahaya senter. kaki benar-benar sudah buyuten! sampailah di base camp pemandangan asik. too nite to go home, memutuskan kembali untuk menginap di base camp dan pulang keesokan harinya.

nah pembaca yang budiman dan budimanwati, itu tadi sekilas perjalanan Merbabu. ada kurang? yaa lebihnya di berat badanku :p
semakin dekat dengan perjalanan Ranu Kumbolo! yaaaak berdoa untuk keseriusan perjalanan ke Ranu Kumbolo seperti janji awal kepada Padrito kalo maunya cuma ke sana. tapi kalo lagi dan lagi diajak naik, mau lah yaaa!!!!




Buana