Sunday, February 5, 2012

EDISI WATUKUMPUL – KELUARGA BARU

Setelah menempuh perjalanan dari Jogjakarta-Pemalang ± 8jam. Mampir di Semingkir untuk berganti kendaraan, dari bus menjadi Coak -Coak itu angkutan seperti minicolt tapi dari pick-up. Penyambutan di Kecamatan Watukumpul, hingga penyebaran daerah penelitian. Akhirnya sampailah aku dan kedua partnerku, Felin dan Rara di Dusun Belik, Bodas. Coak yang dikemudikan oleh Kang Jonet berhenti di sebuah rumah yang belum selesai dibangun dan masih dasarnya saja.



AND...... THIS IS IT MY NEW FAMILY :D


Ini foto keluarga baruku. Terdiri dari Pak Solikhin, Ibu Isah, Fika, Sinta-Santi. Pak Likhin yang merupakan panggilan dari Pak Solikhin adalah Kepala Dusun Belik. Bapak baru saja menjadi Kadus, dimulai setelah lebaran tahun lalu. Bapak ini orangnya baik dan selalu meningatkan untuk solat, sebelum pulang ke Jogja aja bapak pesen untuk tetap solat, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Ibu Isah, sejak awal bertemu dengan ibu ini, ketawanya renyah dan ramah. Masakan ibu enak, andalannya adalah ikan pindang cabe ijo. Issssssh mantap punya deh buatannya. Sambal yang dibuat juga enak. Nguleeeek abisss!!! Oiyaa ibu itu masih muda loh, kelahiran tahun 1981 yang berarti berumur 31 tahun. Bu Isah cantik. Ini nih Ibu Isah ->


Lalu anak pertamanya yang bernama Fika. Dia masih kelas satu SMP. Bayangpun ya dia itu bangun jam setengah lima pagi dan berangkat sekolah jam setengah enam dengan berjalan kaki menempuh perjalanan selama satu setengah jam. Sampai di pasar Majalangu dia naik Coak ke SMPnya. Pulangnya pun jalan kaki. Salut sama anak sekolah di sini. Namun kebanyakan dari anak-anak di Dusun Belik sendiri tidak melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMP. Dia ini k-pop lovers, suka sama Goo Hye Sun yang jadi Gem Jan Di, sama anak BBF. 
Ini nih anak kedua bapak yang jumlahnya dua alias kembar. Namanya Sinta dan Santi. Yang lahir terlebih dulu namanya Sinta. Badannya Sinta pun lebih besar dari Santi. Tapi kalo masalah berkelahi, si Sinta pasti  kalah dan akhirnya mewek. Andalannya adalah tapuk-tapukan alias keplak-keplakan alias tampar-tamparan. Habis magrib biasanya kedua bocah ini ngaji, suaranya mirip sama suaranya Upin dan Ipin ngaji loh! Suweeeer! Kalo sekolah mereka sering bolak-balik ke rumah. Ada aja yang alasannya. Awal-awal ketemu itu mereka berdua diem, setelah kenal banyak omong dan lucu. Giginya grimpil dan gigis, kalo suruh mringis pasti malu.

Ini foto sinta santi, yang tengah kembar tunggal. Hihi sebutlah sisa daging banyak karena kelihatannya besar :p

Kurang lebih duabelas hari tinggal sama keluarga Pak Likhin itu senang. Banyak cerita dan pelajaran. Mulai dari cerita kecil hingga cerita mengenai urban legend di daerah ini. Selalu saja setiap penelitian ada cerita mengenai makhluk tetangga beda dunia. Dari keluarga ini pun aku belajar untuk bangun, pukul 04.30 udah bangun dan tidurpun di bawah pukul 21.00. Jadi, hidup di daerah yang sedikit jauh dari rutinitas kota itu membuat hidup lebih teratur dan tenang, walaupun akses untuk ke kota terhitung susah.

Sebagai kenang-kenangan untuk kami dan nantinya akan dikirim ke Pemalang, kami mengadakan acara poto sesyen di malam terakhir kami di rumah Pak Likhin. Ini dia beberapa foto yang dimabil oleh tetangga dari dusun Bodas Kracan yang menginap di rumah kami.





cerita selanjutnya menyusul yaaa. tenang-tenang, masih banyak kok ceritanya. stok di gudang masih ada :D


No comments:

Post a Comment